Wednesday, 20 February 2013

Permainan untuk direnungi



  Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu
kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di
tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam.Guru itu
berkata,
"Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada
kapur,
di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah
"Kapur!",jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!" Murid
muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat
antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.

Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan.
Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat
pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi,
tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk
mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok.
Selang beberapa saat, permainan berhenti.Sang guru tersenyum kepada
murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang
haq
itu haq,yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun
kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara,
untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan
sebaliknya.Pertama-tama
mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus
disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya
lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat
mengikutinya.Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar
nilai dan etika. "Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi
sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi
menjadi
hal
yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend,
materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya
sudah terbalik.
Dan tanpa  disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?"
tanya Guru kepada  murid-muridnya. "Paham cikgu..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Cikgu ada
Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri
diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an
yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir . Ada
yang
mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain. Akhirnya Guru
memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia
memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid-murid, begitulah ummat
Islam
dan
musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak
anda dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah
mentah.Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan
mereka.Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir,
sehingga
anda tidak sadar." "

Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak
yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah
yang kuat.Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau
dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan
dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu
persatu,
baru rumah dihancurkan..." "Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan
kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan
perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup,
pakaian dan
lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan
ajaran
Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka
inginkan."

"Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang
Pemikiran).Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "Kenapa
mereka
tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya mereka.
"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang
Salib,
Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah
Islam...
Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur.
Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit
serentak, baru mereka akan sadar." "Kalau begitu, kita selesaikan
pelajaran kita kali  ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..."
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat
belajar
mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

RENUNGILAH KWN2 SEMUA..TOLONG SEBARKAN PADA SAUDARA2 ISLAM
KITA..MOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA
KITA...AMIIINN...


Sumber : Dari email

No comments: